Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengarahkan para kepala
dinas pendidikan (kadisdik) kabupaten, kota di seluruh Provinsi Sumatera
Selatan untuk meliburkan kegiatan belajar mengajar bagi wilayah yang terkena
dampak bencana dengan kategori membahayakan kesehatan. Keputusan meliburkan itu
sebagai antisipasi terhadap dampak bencana kabut asap yang dapat mengganggu
keselamatan dan kesehatan anak-anak.
Klik Disini
Klik Disini
"Saya
sudah bicara dengan kadisdik di Sumsel agar meliburkan sekolah. Ini untuk
keselamatan dan kesehatan para peserta didik," ujar Mendikbud usai
melakukan telekonferensi dengan Kadisdik provinsi, dan kabupaten/kota Sumatera
Selatan, di Jakarta, sore ini (15/9/2015).
Selama sekolah diliburkan,
Mendikbud berpesan agar para guru dapat memberikan tugas mandiri untuk dapat
dikerjakan di rumah. "Kami titipkan untuj sekolah dapat berikan tugas
sehingga bisa belajar mandiri di rumah," ujarnya.
Tugas
mandiri itu pun sebagai pengganti jam belajar yang seharusnya berlangsung di
sekolah. Tidak hanya itu, kata Mendikbud, terdapat layanan program mendidik
yang disajikan melalui TV Edukasi, dan media belajar berjaringan, yaitu belajar.kemdikbud.go.id.
"Kami (Kemendikbud) berupaya
agar selama diliburkan, para siswa dapat memanfaatkan waktu gunakan kedua media
yaitu tv, dan online," ujar Mendikbud. Guna mengejar ketertinggalan materi
pelajaran, Mendikbud meminta untuk mencicil proses belajar mengajar dengan
tenggat waktu bulan November.
"Tidak
usah mengejar ketertinggalan dengan mengebut, karena punya waktu mengejar
ketertinggalan sampai November, jangan jadi terbeban si anak,"
tegasnya.
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud Hamid Muhammad menambahkan telah
mengirimkan tim khusus Kemendikbud untuk memberikan bantuan bagi para peseeta
didik dan guru yang terkena dampak bencana kabut asap di Sumsel.
"Kami
sudah menugaskan tim khusus ke Pekanbaru melalui Padang, dan tim ini sudah
berkoordinasi dengan disdik provinsi dan kabupaten kota untuk membahas
kebijakan bagi sekolah yang terkena dampak kabut asap,” tutur Hamid.
Terhadap
ketertinggalan materi belajar, Dirjen Hamid mengatakan untuk meminta Disdik
Provinsi Sumsel untuk menambah jam belajar bagi semua sekolah yang tertinggal
proses belajar mengajar. "Jam belajar efektif pertahun itu sekitar 1.000
untuk Sekolah Menengah Pertama sedangkan Sekolah Menengah Atas itu 1.200 jam
pertahun, jadi kami berikan kepada dinas atau pemda untuk tentukan sesuai
pengaturan jam masuk sekolah selama setahun itu, apa lima hari masuk sekolah
atau enam hari masuk sekolah," ujar Hamid
Data Kadisdik Provinsi Sumsel
mengungkapkan sebanyak enam kabupaten/kota yang terkena dampak kabut asap yang
melampai batas kewajaran, yaitu Palembang, Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir,
Banyuasin, Musi Banyuasin dan sebagian wilayah Muara Enim. Sedangkan, sebanyak
11 kabupaten/kota berada di dalam kondisi yang normal dan wajar, yaitu Ogan
Komering Ulu (OKU), OKU Timur, OKU Selatan, Prabumulih, PALI, Lahat, Pagar
Alam, Empat Lawang, Musi Rawas, Lubuk Linggau dan Muratara
0 komentar:
Posting Komentar