Untuk pertama
kalinya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyelenggarakan
Temu Zapin Nusantara. Ada tiga jenis kegiatan yang memeriahkan Temu Zapin
Nusantara 2015, yaitu Pertunjukan Tari Zapin, Sarasehan Tari Zapin, dan
Workshop Tari Zapin. Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Kacung Marijan
mengatakan, festival Tari Zapin semacam ini terakhir diselenggarakan sekitar 30
tahun lalu.
"Temu Zapin
Nusantara ini sekarang ada lagi setelah 30 tahun lalu dilakukan. Ini
adalah inisiatif dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, dan
disambut dengan luar biasa oleh tokoh-tokoh Tari Zapin dari seluruh
Indonesia," kata Kacung saat memberikan laporan dalam pembukaan Temu Zapin
Nusantara 2015, di Plasa Insan Berprestasi Kemendikbud, Jakarta, (28/11/2015).
Kacung mengatakan,
Temu Zapin Nusantara 2015 akan berlangsung selama dua hari, yaitu 28 dan 29
November 2015. Pada hari pertama, diselenggarakan Pertunjukan Tari Zapin dari
15 kelompok dari 14 provinsi di Indonesia. Kemudian pada 29 November 2015,
diselenggarakan Sarasehan dan Workshop Tari Zapin yang diikuti seluruh provinsi
di Indonesia, bahkan tamu dari negara lain, seperti Malaysia, Brunei
Darussalam, Singapura dan Filipina. Tema Temu Zapin Nusantara 2015 adalah
"Zapin Merajut Jejak Pergaulan Budaya Nusantara".
"Tari Zapin
adalah salah satu warisan budaya kita. Sebuah tari muda-mudi yang sebagian
besar dilakukan di Sumatera, sebagian di Kalimantan, dan daerah lain. Tari
Zapin tidak asing di Indonesia. Ini tari yang memadukan dua hal sekaligus,
yaitu estetika dan etika untuk tari muda-mudi. Mudah-mudahan pertemuan ini akan
dilanjutkan dengan pertemuan-pertemuan di masa datang," tutur Kacung.
Ia juga memberikan
apresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada narasumber yang berbicara pada
sarasehan dan workshop. Ia berharap, kegiatan Temu Zapin Nusantara dapat
membawa manfaat dan terus berkembang, serta menjadi warisan budaya yang akan
terus dipromosikan ke mancanegara.
Tari Zapin
merupakan salah satu dari beberapa jenis tarian Melayu yang masih eksis sampai
sekarang. Tarian ini diinspirasikan oleh keturunan Arab yang berasal dari
Yaman. Zapin berasal dari bahasa arab yaitu "Zafn" yang mempunyai
arti pergerakan kaki cepat mengikut rentak pukulan. Sebutan Zapin umumnya
dijumpai di Sumatera Utara dan Riau, sedangkan di Jambi, Sumatera Selatan dan
Bengkulu menyebutnya Dana. Julukan Bedana terdapat di Lampung, sedangkan di
Jawa umumnya disebut Zafin. Masyarakat Kalimantan cenderung memberi nama Jepin,
di Sulawesi disebut Jippeng, dan di Maluku lebih akrab mengenal dengan nama
Jepen. Sementara di Nusa Tenggara Barat dikenal dengan julukan Dana-Dani.
0 komentar:
Posting Komentar