Penyelenggaraan
Temu Zapin Nusantara 2015 merupakan inisiatif Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud) Anies Baswedan. Mendikbud mengatakan, pada awal tahun 2015, ia
sempat berdiskusi dengan Dirjen Kebudayaan Kacung Marijan dan Direktur Kesenian
Endang Caturwati, tentang rencana penyelenggaraan festival tari secara
nasional. Saat itu yang menjadi pertimbangan adalah sebuah tarian yang hampir
ada di tiap wilayah di Indonesia sehingga memiliki variasi yang tinggi.
"Kesenian
yang ada di berbagai daerah di Indonesia dengan tingkat variasi yang tinggi
adalah Tari Zapin. Kita akan merasakan betapa variasi tinggi, dengan ekspresi
berbeda, tetapi akarnya sama," ujar Mendikbud saat pembukaan Temu Zapin
Nusantara 2015 di Plasa Insan Berprestasi Kemendikbud, Jakarta, (28/11/2015).
Ia berharap,
kegiatan Temu Zapin Nusantara ini dapat mengingatkan kembali berbagai komponen
masyarakat tentang eksistensi Tari Zapin. Sebab kecenderungan sekarang ini,
katanya, masyarakat Indonesia sudah jarang melihat Tari Zapin sebagai kesenian
pembuka suatu acara.
"Padahal Tari
Zapin memiliki ritme yang menggugah, dinamis, dan menggerakkan. Izinkan Tari
Zapin menjadi salah satu ikon tari Indonesia yang menonjol," tutur
Mendikbud.
Ia juga menuturkan
ada satu aspek yang tidak kalah penting dalam kesenian Indonesia. "Hampir
semua ekspresi kita di bidang seni merupakan ekspresi kerja bersama, terutama
di bidang performing art.
Itu bisa menjadi
ikon bahwa Indonesia merupakan negara gotong-royong," katanya.
Mendikbud juga
mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak yang berinisiatif
untuk ikut terlibat dalam Temu Zapin Nusantara 2015. Ia juga mengajak semua
pihak untuk terus menyelenggarakan kegiatan Temu Zapin secara rutin dan
berkala. "Mari kita galakkan kembali tari ini. Mari kita undang Tari Zapin
untuk mewarnai panggung-panggung di Indonesia," ujarnya.
Tari Zapin
merupakan salah satu dari beberapa jenis tarian Melayu yang masih eksis sampai
sekarang. Tarian ini diinspirasikan oleh keturunan Arab yang berasal dari
Yaman. Zapin berasal dari bahasa arab yaitu "Zafn" yang mempunyai
arti pergerakan kaki cepat mengikut rentak pukulan. Sebutan Zapin umumnya
dijumpai di Sumatera Utara dan Riau, sedangkan di Jambi, Sumatera Selatan dan
Bengkulu menyebutnya Dana. Julukan Bedana terdapat di Lampung, sedangkan di
Jawa umumnya disebut Zafin. Masyarakat Kalimantan cenderung memberi nama Jepin,
di Sulawesi disebut Jippeng, dan di Maluku lebih akrab mengenal dengan nama
Jepen. Sementara di Nusa Tenggara Barat dikenal dengan julukan Dana-Dani.
0 komentar:
Posting Komentar