Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
(DIY) berhasil menjadi juara umum pada Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia
(OPSI) 2015 dengan meraih tiga medali emas, empat medali perak, dua medali
perunggu, dan empat penghargaan khusus. Kegiatan OPSI, yang diselenggarakan
setiap tahun ini, bertujuan untuk menggelorakan semangat meneliti di kalangan
peserta didik. Para juara terbaik akan dipersiapkan mengikuti olimpiade sains
tingkat dunia.
Kasubdit Kelembagaan dan Peserta
Didik, Suharlan, selaku Ketua Panitia OPSI, menyampaikan, generasi yang
sekarang adalah generasi yang bisa diandalkan pada 20 tahun yang akan datang
termasuk para pemenang OPSI. Ke depan, kata dia, kegiatan OPSI akan terus
digalakkan. "Diharapkan setiap kabupaten kota dapat mengirimkan naskah
penelitian. Naskah yang masuk diharapkan meningkat 2-3 kali lipat dibandingkan
dengan yang sekarang," katanya pada penutupan OPSI 2015 di Hotel Empire
Palace, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (15/10) malam.
OPSI pada tahun ini secara
keseluruhan menerima 790 naskah penelitian dan terpilih 88 naskah sebagai
finalis terdiri atas 58 naskah untuk kelompok IPA dan 30 naskah untuk IPS dan
Humaniora. OPSI tahun ini diikuti 168 kontestan didampingi 58 guru. Juri yang
terlibat 26 dosen dan peneliti. Terpilih sebanyak 32 juara IPA dan 16 juara IPS
dan Humaniora.
Quinita Maria Jose Noronha dan
Sepvina Mutikasari dari SMAN 3 Yogyakarta meraih medali emas melalui penelitian
berjudul Kaca Mata Duitan. Mereka membuat kaca mata khusus yang dapat
mendeteksi nominal uang bagi penyandang tuna netra. "Cara kerjanya dengan
membedakan komposisi warna pada setiap nominal uang. Setelah data didapatkan
kemudian diolah dengan (perangkat komputer) Arduino Nano dan outputnya berupa
audio," kata Sepvina.
Peserta didik dari Papua juga tidak
kalah bersaing dengan peserta dari daerah lain. Adalah Hari Ratuh Nurlely Sama'
dan Agusta Ngoranubun, dari SMAN 2 Merauke, Papua. Mereka meraih medali perak
kategori IPS dan Humaniora bidang ekonomi. Judul penelitian mereka adalah Mata
Uang Nominal Kecilku Kini Keberadaannya Tak Semanis Gula-Gula. "Saya
setiap membeli sesuatu ke toko sering dikasih kembalian dengan gula-gula
(permen). Pedagang sering membulatkan harga," kata Hari mengisahkan awal
mula ide penelitiannya.
Sejak tiga tahun terakhir kegiatan
OPSI telah berafilisi dengan dua lomba penelitian tingkat dunia yaitu
International Science Project Olympiad (ISPRO) dan Intel-International Science
Engineering Fair (Intel-ISEF). Prestasi para peserta didik Indonesia di kedua
ajang tersebut sangat membanggakan dan melahirkan temuan atau inovasi yang
layak dijadikan sebagai karya dan aset bangsa.
0 komentar:
Posting Komentar