Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya
teknologi informasi dan komunikasi telah mentransformasi cara pembelajaran abad
21. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mengatakan, saat ini sumber
kekuatan utama adalah pengetahuan atau informasi dan teknologi menjadi salah
satu cara untuk menjangkau semua pihak dalam memberikan informasi, termasuk
dalam dunia pendidikan dan proses pembelajaran siswa.
“Anak-anak kita sekarang sudah menjadi generasi abad 21, namun guru-gurunya masih abad 20. Tantangan kita adalah bagaimana bisa mengajak hijrah bersama-sama dari pola industrial menjadi pola pembelajaran dijital, di mana anak-anak kita sudah berada di sana,” ujar Mendikbud saat membuka seminar bertajuk “Education Transformation and 21st Century Learning” di Graha Utama Kemendikbud, Jakarta, (20/1/2016).
Ia juga mengatakan, dalam era dijital saat ini, setidaknya
ada empat kompetensi yang harus dimiliki siswa. Empat kompetensi itu disebut
4C, yaitu Critical Thinking an Problem Solving(berpikir kritis dan
menyelesaikan masalah), Creativity (kreativitas), Communication
Skils (kemampuan berkomunikasi), dan Ability to Work Collaboratively (kemampuan
untuk bekerja sama). Mendikbud menambahkan, selain 4C itu, siswa juga harus
memiliki kompetensi budaya.
“Siswa harus mempunyai kompetensi budaya agar siswa
tidak terserabut dari akar budaya yang dimiliki bangsanya. Justru
siswa harus bisa membuat budaya mengalami perkembangan,” tutur Mendikbud.
Ia berharap, dalam Seminar “Education Transformation
and 21st Century Learning” ini, para peserta
seminar tidak hanya berbagi pengalaman atau berbagi masalah, tetapi juga
mempotretkan masalah dan bersama-sama menemukan solusinya dengan
memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi. Mendikbud juga meminta para
peserta seminar untuk berbagi hasil diskusi, menuliskannya, dan menyebarkannya
kepada masyarakat luas yang tidak bisa mengikuti seminar ini.
Seminar “Education Transformation and 21st Century
Learning” diselenggarakan Kemendikbud dengan bekerja sama dengan Intel
Corporation dan Analytical on Capacity Development Partnership (ACDP) selama
dua hari, yaitu 20-21 Januari 2016 di Graha Utama Kemendikbud. Sekitar 400
orang menjadi peserta seminar, mencakup para pengambil kebijakan dan para
peneliti/perekayasa di lingkungan Kemendikbud, Dinas Pendidikan
Provinsi/Kabupaten/Kota di Jabodetabek, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
(LPMP), Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, guru, kepala sekolah, pengawas, serta pegiat/pengamat/praktisi
pendidikan.
Beberapa pembicara internasional dalam Seminar “Education Transformation and 21st Century Learning” antara lain Steven McKee (President of Labtech International Limited), Robert Fogel (Principal Education Architect Intel Corporation), dan Suhair Khan (Google Education Team). Sedangkan pembicara nasional antara lain Ari Santoso (Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud), Rene Suhardono (penulis dan pegiat teknologi pendidikan), dan Najeela Shihab.
Beberapa pembicara internasional dalam Seminar “Education Transformation and 21st Century Learning” antara lain Steven McKee (President of Labtech International Limited), Robert Fogel (Principal Education Architect Intel Corporation), dan Suhair Khan (Google Education Team). Sedangkan pembicara nasional antara lain Ari Santoso (Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud), Rene Suhardono (penulis dan pegiat teknologi pendidikan), dan Najeela Shihab.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MATERI SEMINAR “EDUCATION TRANSFORMATION AND 21ST CENTURY LEARNING”
MATERI SEMINAR “EDUCATION TRANSFORMATION AND 21ST CENTURY LEARNING”
Sumber : http://www.kemdikbud.go.id
0 komentar:
Posting Komentar