Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan
mengatakan ada empat hal yang perlu diperhatikan generasi muda dalam menanggapi
peristiwa terorisme. Hal itu dikemukakan Mendikbud saat menjadi pembina upacara
di SMAN 34 Jakarta, di Pondok Labu, Jakarta Selatan, pagi ini (18/1/2016).
Pertama, fokuskan perhatian kepada pihak-pihak yang telah berusaha menjaga keamanan dan keselamatan negara. Mendikbud mengungkapkan, ketika peristiwa terorisme terjadi pada Kamis lalu (14/1/2015) fokus pembicaraan adalah pada kejadian terorisme itu. Padahal, ada pihak-pihak yang menjaga keamanan dengan mengorbankan keselamatan.
Pertama, fokuskan perhatian kepada pihak-pihak yang telah berusaha menjaga keamanan dan keselamatan negara. Mendikbud mengungkapkan, ketika peristiwa terorisme terjadi pada Kamis lalu (14/1/2015) fokus pembicaraan adalah pada kejadian terorisme itu. Padahal, ada pihak-pihak yang menjaga keamanan dengan mengorbankan keselamatan.
“Mari kita lihat, orang-orang yang menjaga keselamatan dan
keamanan kita, seperti TNI, polisi, dan ,tenaga medis. Seringkali kita tidak
melihat hal tersebut,” tutur Mendikbud.
Sehingga, dengan membicarakan perbuatan baik tersebut, kita
dapat mengapresiasi perbuatan orang lain, dan sebagai bangsa Indonesia, kita masih
mempunyai stok orang baik.
Kedua, timbulkan kemampuan berpikir kritis. “Seringkali
mereka yang terlibat kejahatan seperti kemarin akibat tidak berpikir kritis,”
ujarnya. Sehingga, menurut Mendikbud, kalau terdapat berita, atau pesan di
media sosial, sudahkah kita kritis mengenai kebenarannya atau langsung
membagikan?
Ketiga, berusaha berpikiran kritis terhadap apa yang dihadapi, bukan sebatas kritis terhadap ideologi. “Kalau ada yang mengajak adik-adik untuk mengikuti kegiatan, berusaha untuk bersikap kritis mengenai dampaknya terhadap adik-adik. Kalau ragu-ragu, jangan sungkan untuk bertanya kepada guru, orang tua atau pembina di sekolah,” jelasnya.
Ketiga, berusaha berpikiran kritis terhadap apa yang dihadapi, bukan sebatas kritis terhadap ideologi. “Kalau ada yang mengajak adik-adik untuk mengikuti kegiatan, berusaha untuk bersikap kritis mengenai dampaknya terhadap adik-adik. Kalau ragu-ragu, jangan sungkan untuk bertanya kepada guru, orang tua atau pembina di sekolah,” jelasnya.
Keempat, tumbuhkan sikap responsif terhadap
fenomena-fenomena yang terjadi di sekitar kita. Sikap responsif itu, menurut
Mendikbud, berkaitan dengan kewajiban moral untuk membela negara. Mendikbud
mengungkapkan, bela negara merupakan tanggung jawab bagi seluruh bangsa
Indonesia, bukan sekedar (pihak) yang berseragam. Hal itu dikarenakan pihak
yang mengalami kerugian mencakup seluruh bangsa, bukan sekedar kafe atau toko
yang mengalami kerugian.
“Mari kita responsif membicarakan gejala-gejala yang
memungkinkan terjadinya masalah. Bicarakan dengan guru, orang tua, dan pihak
sekolah,” ujarnya. (Gloria Gracia)
Sumber : http://www.kemdikbud.go.id
0 komentar:
Posting Komentar