Snapcart, aplikasi mobile asal Indonesia, baru saja
mendapatkan pendanaan pre-series A mencapai USD1,675,000 atau Rp 23 miliar.
Dalam pendanaannya itu, beberapa investor ikut berpartisipasi, di antaranya
Wavemaker Partners, SPH Media Fund, SMDV, dan Ardent Capital. CEO sekaligus
pendiri Snapcart, Reynazran Royono pun terlihat sumringah dan percaya diri
manakala pihaknya mendapatkan sokongan pendanaan hingga jutaan dollar.
"Saya percaya kami bisa mendapatkan kepercayaan
dari para investor karena keberhasilan awal kami dalam menggandeng dua brand
FMCG besar di Indonesia, Nestle dan LOreal," ungkapnya dalam
keterangannya, Selasa (5/1).
Dia pun memamerkan pencapaiannya Snapcart sejak masa
pra rilis hingga resmi rilis yang bagi dirinya merupakan hasil yang
menakjubkan, yakni dengan 12.000 pengunduhan aplikasi tanpa ada kampanye
marketing apapun.
"Selain itu, dalam waktu yang relatif singkat
kami juga berhasil bekerja sama dengan lebih dari 35 brand, termasuk brand dari
Procter & Gamble dan Unilever. Sejak diluncurkan pada 2 September 2015,
traksi Snapcart telah bertumbuh cepat hingga lebih dari 150.000 download dan
lebih dari 85.000 pengguna aktif bulanan," kata Dia.
Keunggulan Snapcart tersebut, juga acungi jempol oleh
Paul Santos dari Wavemaker Partners. Menurutnya, kemampuan aplikasi besutan
Reynazran dengan targeted engagements, dan juga potensial big data, menjadikan
Snapcart sebagai sebuah platform B2B yang unik di Asia Tenggara.
"Traksi yang didapat dari brand dan pengguna
sangat menunjukkan kepada kami betapa besarnya potensi lekatnya layanan ini
bagi konsumen di Indonesia dan karena itu tidak ternilai harganya bagi brand
offline dan retailer yang memanfaatkan teknologi mobile," ujar Paul.
Dengan dana sebesar itu, diakui Reynazran, pihaknya
akan menggunakannya untuk membangun produk-produk baru; termasuk fitur video
engagements dan perangkat dashboard analitik. Fitur-fitur ini akan
mengakomodasi brand dengan platform yang mereka butuhkan untuk melihat perilaku
konsumen mereka secara real-time, serta membantu brand untuk memformulasikan
rencana marketing mereka selanjutnya.
Sebagai tambahan, Snapcart juga berencana untuk
melakukan ekspansi ke setidaknya dua pasar lain di Asia Tenggara, dimulai
dengan Filipina pada awal tahun 2016. Bukan hanya itu, Mayeth Condicion, mantan
direktur riset Procter & Gamble, baru saja bergabung dengan Snapcart
sebagai Chief Data Officer and Co-Founder. Dengan pengalamannya yang ekstensif
selama 17 tahun di bidang analitik dan wawasan konsumen di Asia, Mayeth akan
memperkuat layanan untuk klien serta memimpin operasi di Filipina.
Sekadar informasi, aplikasi Snapcart ini memberikan
cashback kepada para pelanggan untuk setiap foto struk yang mereka upload, dan
memberikan brand sebuah platform untuk berinteraksi dengan pelanggan offline
mereka.
Selain memberikan brand wawasan perilaku konsumen
mereka secara real time, Snapcart juga memberikan brand kesempatan untuk
berinteraksi lebih lanjut dengan pelanggan offline mereka melalui pengisian
survei dan selfie review. Jumlah pertanyaan survei yang telah dijawab dalam
aplikasi sudah melebihi 150.000 pertanyaan, dengan rata-rata 500 pertanyaan
terjawab setiap harinya.
Sumber : http://www.merdeka.com
0 komentar:
Posting Komentar