Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud sekarang telah memiliki
pimpinan baru. Hilmar Farid, seorang sejarawan, aktivis dan pengajar, dilantik
menjadi Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud, pada Kamis
(31/12/2015). Hilmar mengatakan, salah satu visinya adalah ingin mewujudkan
kebudayaan yang inklusif dan membuat buku kebudayaan Pusaka Indonesia.
"Kebudayaan yang inklusif itu tujuan kita bersama. Saya ingin
membangun kebudayaan yang inklusif, yang melibatkan semua pihak. Sesuai dengan
garis yang sudah disampaikan Presiden Jokowi, fokusnya adalah membangun
Indonesia dari pinggiran," ujarnya usai acara pelantikan di Graha Utama
Kemendikbud, Jakarta, (31/12/2015). Ia mengatakan, selama ini kegiatan
kebudayaan lebih banyak berlangsung di pusat atau di daerah perkotaan. Karena
itu ia menginginkan agar kegiatan kebudayaan juga bisa dilakukan di desa-desa di
berbagai wilayah tanah air.
Selain itu ia juga memiliki agenda untuk membuat seperangkat bacaan bagi
anak Indonesia yang disebut Pusaka Indonesia. Ia melihat saat ini pelajaran
sastra sudah kurang diminati anak-anak di sekolah. Untuk pembuatan Pusaka
Indonesia ini, ia berencana akan bekerja sama dengan Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa Kemendikbud.
"(Pusaka Indonesia) nanti merupakan hasil telaah terhadap perjalanan
sastra Indonesia dan karya-karya yang penting yang mewarnai kehidupan bangsa
ini. Kita ingin sediakan itu dalam satu set," katanya.
Sebagai satu-satunya dirjen yang berstatus nonPNS, tidak heran jika ada
yang mempertanyakan motivasi Hilmar bergabung dalam sistem birokrasi dengan
mengikuti seleksi terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Kemendikbud. Hilmar pun
cukup optimis dengan pengalamannya selama 25 tahun di bidang kebudayaan, serta
pengalaman mengajar dan berkeliling ke berbagai daerah di Indonesia.
"Saat ini bagi saya adalah saat yang paling tepat untuk ikut bergabung di pemerintahan untuk membangun kebudayaan. Khususnya pada pemerintahan Presiden Jokowi yang prinsip-prinsipnya sangat saya setujui dan ikut terlibat dalam prosesnya sejak awal," tutur pria yang lahir di Bonn, Jerman, 47 tahun silam itu. Ia pun sadar, banyak yang harus dipelajarinya untuk bekerja dalam sistem birokrasi atau pemerintahan. Selamat bertugas! (Desliana Maulipaksi)
"Saat ini bagi saya adalah saat yang paling tepat untuk ikut bergabung di pemerintahan untuk membangun kebudayaan. Khususnya pada pemerintahan Presiden Jokowi yang prinsip-prinsipnya sangat saya setujui dan ikut terlibat dalam prosesnya sejak awal," tutur pria yang lahir di Bonn, Jerman, 47 tahun silam itu. Ia pun sadar, banyak yang harus dipelajarinya untuk bekerja dalam sistem birokrasi atau pemerintahan. Selamat bertugas! (Desliana Maulipaksi)
Sumber : http://www.kemdikbud.go.id
0 komentar:
Posting Komentar