Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan Rapat Koordinasi (Rakor) Persiapan
Ujian Nasional (UN) Tahun Pelajaran 2015/2016. Saat memberikan sambutan dalam
pembukaan rakor, Mendikbud Anies Baswedan kembali menegaskan pentingnya
kejujuran dan indeks integritas dalam penyelenggaraan ujian nasional.
"UN
menjadi makna jika nilainya mencerminkan proses kejujuran," katanya saat
pembukaan Rakor Persiapan UN di Graha Utama Kemendikbud, Jakarta, (2/11/2015).
Mendikbud
juga meminta semua pihak untuk memperbanyak sosialisasi tentang pentingnya
integritas. Kesadaran tentang pentingnya kejujuran dan integritas itu juga
harus disosialisasikan kepada orang tua peserta didik.
Rakor
Persiapan UN dihadiri para pejabat Kemendikbud, perwakilan Dinas Pendidikan
Provinsi, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), serta Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) yang nantinya menjadi mitra Balitbang Kemendikbud dalam
penyelenggaraan UN, khususnya dalam hal pelelangan.
Mendikbud
mengatakan, evaluasi penyelenggaraan UN merupakan salah satu ikhtiar
meningkatkan kualitas layanan pendidikan. Ujian nasional, ujarnya, telah
berlangsung bertahun-tahun dengan pengulangan masalah yang sama, sehingga harus
diantisipasi sejak awal dengan memprediksi potensi masalah yang akan timbul,
sekaligus menentukan langkah-langkah solusinya.
Sekretaris
Balitbang Kemendikbud, Dadang Sudiyarto mengatakan, Rakor Persiapan Ujian
Nasional kali ini diselenggarakan lebih awal dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Biasanya Rakor Persiapan UN berlangsung bulan Januari, tiga bulan sebelum
pelaksanaan UN pada bulan April. Dadang menuturkan, Rakor Persiapan UN
diselenggarakan lebih awal untuk mengantisipasi lebih awal terhadap potensi
masalah yang mungkin terjadi. "Selain itu, diharapkan khususnya untuk UN
SMA, akan lebih banyak waktu untuk disampaikan ke perguruan tinggi negeri
mengenai pemanfaatan hasil UN," tuturnya.
Rakor
Persiapan UN juga dilaksanakan lebih awal untuk mengetahui persiapan yang
dilakukan semua panitia di pusat (Kemendikbud), provinsi, kabupaten dan kota di
seluruh Indonesia, khususnya mengenai pelelangan percetakan dan distribusi
naskah UN. "Nanti ada 3-4 orang tiap provinsi harus bersama-sama Balitbang
(Kem ndikbud) melakukan pelelangan di Jakarta," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar