Hackathon
Merdeka akan kembali digelar. Jika sebelumnya dihelat Agustus lalu, Hackathon
mengusung tema komoditas pangan, kali ini kompetisi pembuatan aplikasi selama
24 jam itu akan menyorot permasalahan mengenai kependudukan.
Salah
seorang inisiator Code4Nation yang juga merupakan penggagas Hackathon di
Indonesia, Ainun Najib, mengatakan, data kependudukan merupakan sumber penting
yang perlu dimiliki pemerintah karena akan membantu dalam menetapkan kebijakan
dan memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat.
“Data
kependudukan ini misalnya, dari Kemendikbud misal ada anak yang putus sekolah,
terus misal polisi untuk pendataan orang-orang yang berkelakuan baik. Ada lagi
data jumlah warga miskin, atau anak-anak yang punya prestasi, seperti itu lah.
Nah problem-problem ini harus diselesaikan melalui pemanfaatan IT,” terangnya.
Dia
optimistis bahwa pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) akan
membantu permasalahan yang ada di pemerintah pusat maupun daerah. “Anak muda
Indonesia ini jago-jago, kita perlu fasilitasi,” terangnya.
Hackathon
2.0 ini akan berlangsung pada 24-25 Oktober mendatang serentak di 28 kota, di
mana 27 kota di Indonesia dan ditambah satu kota merupakan warga Indonesia yang
berada di Australia. Kota-kota tersebut adalah Banda Aceh, Toba, Medan,
Pekanbaru, Palembang, Belitung, Tangerang, Depok, Bogor, Bandung, Cirebon,
Garut, Banyumas, Wonosobo, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Pontianak,
Balikpapan, Makassar, Mamuju, Manado, Denpasar, Sumbawa, Ambon, Jayapura, dan
Diaspora Indonesia di Sydney, Australia.
Hingga
saat ini, jumlah seluruh peserta sudah mencapai 1700 orang yang terbagi menjadi
620 Tim, di mana satu tim terdiri dari 2-3 orang. Sementara untuk pembukaan
akan dipusatkan di Bandung Digital Valley (BDV) Telkom Bandung pada 24 Oktober
mendatang.
0 komentar:
Posting Komentar