Pernahkah berpikir untuk mengisi daya baterai handphone
dengan bantuan sepeda? Hal tersebut tak lagi mustahil di tangan Dennys Al Fath
dan empat temannya. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC),
para mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menuangkan
ide tersebut menjadi sebuah alat yang nyata.
Umi Hany Akasah, Surabaya
Dengan
alat rancangan mereka, tegangan dan arus yang diterima handphone akan lebih
stabil dan sesuai dengan spesifikasinya.
PKM
dengan judul Generator Listrik Tenaga Rotasi Magnet pada Electric Eco Bike
untuk harge Handphone dilatarbelakangi kebutuhan energi listrik yang terus
meningkat di Indonesia.
“Terutama
dalam rumah tangga, konsumsi listrik terbesar adalah proses pengisian baterai
handphone ,” terang Dennys, ketua tim seperti yang dilansir Radar Surabaya
(Jawa Pos Group), Sabtu (10/10).
Penjelasan
Dennys tersebut bukan tanpa dasar. Berdasar data yang dikeluarkan Badan Pusat
Statistik (BPS) pada 2015, penggunaan handphone di Indonesia pada
2014 mencapai 308,2 juta unit. Jumlah tersebut melebihi jumlah penduduk
Indonesia pada 2014 yang berjumlah 255,5 juta jiwa.
Tentu
hal itu telah memberikan bukti yang cukup kuat besarnya penggunaan daya listrik
untuk cas “Namun, arus dan tegangan listrik yang dihasilkan oleh pembangkit
litrik tenaga nuklir (PLTN) tak sesuai dengan kebutuhan handphone,” papar
mahasiswa teknik fisika tersebut.
Dia
bersama I Made Agus Adi Wirawan, Ivan Taufik Akbar Pradhana, Naufal
Nugrahandhita, dan Ni Putu Rika Puspita memutuskan untuk membuat inovasi sebuah
alat yang lebih sesuai dengan mobilitas masyarakat Indonesia yang tinggi.
Sebuah
sepeda yang dapat menghasilkan energi listrik yang bernama Electric Eco Bike
(E2-Bike) adalah jawaban permasalahan tersebut. E2-Bike tidak menggunakan
sumber listrik dari PLN, tapi memanfaatkan gaya gerak listrik (GGL) induksi
magnet dan alternator sebagai pembangkit energi listrik.
GGL
induksi sendiri dihasilkan oleh magnet permanen neodymium yang dipasang pada
velg roda belakang sehingga menginduksi kumparan kawat yang dililitkan pada
besi U. Setelah didapatkan energi listrik dari alternator dan GGL
induktor, energi listrik akan menuju ke sistem cas.
“Sistem
charging ini berfungsi sebagai penyeimbang dan penyumbang tegangan dan daya,”
tutur Dennys.
Sistem
tersebut akan mengirimkan sinyal ke voltage sensor sebagai safety system
ketika tegangan pada storage telah penuh. Tidak dengan dinamo, menurutnya,
E2-Bike menggunakan motor brushless direct current (BLDC).
Selain
dinamo dipandang terlalu berat, BLDC berfungsi untuk mempercepat putaran gear.
Lebih hebatnya, BLDC juga dapat digunakan untuk menggerakkan sepeda tanpa perlu
mengayuh.
“E2-Bike
juga punya sistem monitoring pada superkapasitor untuk mengetahui dan
mengontrol besar daya yang dikeluarkan untuk charging system ,” paparnya.
E2-Bike
hanya membutuhkan waktu 2,5 jam untuk melakukan proses charging. “Ini 5 jam
lebih cepat daripada alat dengan fungsi yang sama,” ungkapnya.
0 komentar:
Posting Komentar