Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menyelenggarakan uji kompetensi guru (UKG)
susulan pada tanggal 11 s.d 14 Desember 2015. UKG susulan ini dilaksanakan
untuk mengakomodir guru-guru yang belum terdaftar pada UKG tanggal 9 s.d 27 November,
atau sudah terdaftar tetapi verifikasinya tidak valid.
Kepala Bagian Perencanaan
Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Tagor Alamsyah mengatakan, guru-guru yang
ingin mengikuti UKG susulan dapat mendaftarkan diri dan melakukan verifikasi
ulang ke dinas pendidikan di daerahnya masing-masing. Verifikasi yang dilakukan
harus valid, agar tidak terulang lagi kesalahan verifikasi, seperti adanya
perbedaan antara mata pelajaran yang diampu guru dengan yang keluar saat uji
kompetensi, atau mata pelajarannya benar, namun jenjang pendidikan pada soal
yang keluar di UKG berbeda.
“Guru yang sudah
sertifikasi, mata pelajarannya sesuai dengan sertifikasinya itu. Sedangkan guru
yang belum sertifikasi bisa memilih mata pelajaran dalam UKG, sesuai yang
diampu atau yang diajarkannya di kelas,” ujar Tagor saat gelar wicara dengan
Radio Sindo Trijaya FM, di Kantor Kemendikbud, Jakarta, (26/11/2015).
Ia mengatakan, hingga
kemarin, (26/11/2016), ada 2.360.388 guru yang sudah mengikuti uji kompetensi.
“Itu berarti sudah 91 persen. Sisanya ada 226.885 guru yang akan mengerjakan
uji kompetensi sampai nanti jadwal selesai, yaitu 27 November,” katanya. Ia
menuturkan, penyelenggaraan uji kompetensi guru selama ini berjalan dengan
baik. Hambatan kecil yang terjadi di lapangan dapat diselesaikan sesuai
prosedur.
Tagor juga kembali
menegaskan, tidak ada sanksi yang diberikan kepada guru yang memiliki nilai
buruk dalam UKG. Uji kompetensi guru, katanya, ditujukan untuk bercermin, dan
memotret serta menganalisa peta kompetensi individu masing-masing guru. Tindak
lanjut dari UKG 2015 adalah berupa pendidikan dan pelatihan (diklat) yang lebih
terarah untuk guru-guru sesuai dengan pemetaan yang dihasilkan dari UKG.
“Apapun nilai UKG, itu hanya dijadikan baseline untuk treatment atau
perbaikan,” tutur Tagor.
0 komentar:
Posting Komentar