Para ilmuwan saat ini tidak henti mengamati bagaimana planet terbentuk,
mereka menggunakan proses baru dalam pemodelan pembentukan planet,
dimana planet terbentuk dari material yang disebut kerikil. Para ilmuwan
Southwest Research Institute menjelaskan mengapa Bumi lebih besar daripada Mars, dimana proses yang sama juga terjadi dalam pembentukan cepat Jupiter dan Saturnus dari gas raksasa.
Hasil studi ini dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy
of Sciences (PNAS) Early Edition, simulasi numerik ini menghasilkan
struktur tata surya bagian dalam termasuk Venus dan Mars yang lebih
kecil daripada Bumi. Menurut Levison, model ini merupakan yang pertama
kali menghasilkan perkiraan struktur tata surya diantaranya Bumi dan
Venus, Mars, sabuk asteroid rendah massa, dua gas raksasa, dua es
raksasa (Uranus dan Neptunus), dan Sabuk Kuiper murni.
Bumi Lebih Besar Daripada Mars
Planet Mars hanya berukuran 10 persen dari massa Bumi, ukuran ini telah
menjadi teka-teki yang terus diperdebatkan dalam teori tata surya. Dalam
model standar pembentukan planet, objek berukuran hampir sama menumpuk
dan berasimilasi melalui proses yang disebut akresi. Proses ini
menciptakan pegunungan yang kemudian bergabung membentuk benda seukuran
kota, dimana ilmuwan memprediksi hal ini terjadi pada planet seukuran
Mars atau lebih besar dari Bumi.
Menurut perhitungan Levison dan rekan-rekannya dari Southwest Research
Institute, bahwa struktur tata surya bagian dalam sebenarnya merupakan
hasil alamiah dari modus pertumbuhan planet yang dikenal sebagai
Viscously Stirred Pebble Accretion (VSPA). Melalui VSPA, debu berkembang
menjadi "kerikil", beberapa diantaranya runtuh karena gravitasi yang
membentuk objek asteroid. Asteroid primordial dianggap efisien dalam hal
menarik kerikil yang tersisa ke dalam orbit. Situasi ini memungkinkan
asteroid tertentu menjadi berukuran planet dalam skala waktu yang
relatif singkat.
Model-model baru yang telah diperkenalkan saat ini telah menemukan bahwa
tidak semua asteroid primordial sama-sama memiliki posisi yang baik
untuk membentuk akresi kerikil dan berkembang. Contohnya sebuah objek
berukuran Ceres merupakan asteroid terbesar di sabuk asteroid,
diperkirakan akan tumbuh sangat cepat saat berada dekat dengan Bumi.
Tapi tidak akan mampu tumbuh secara efektif saat berada di dekat Mars
atau di luarnya, karena penarikan aerodinamis terlalu lemah untuk
menarik kerikil.
Hal ini menjelaskan bahwa sangat sedikit kerikil bertabrakan dengan
benda-benda saat berada didekat Mars. Secara teoritis membuktikan
sekaligus menjelaskan secara alami mengapa Bumi lebih besar daripada
Mars, dan satu-satunya tempat untuk pertumbuhan efisien asteroid ketika
berada diantara Bumi dan Venus. Model ini berimplikasi besar dalam
sejarah sabuk asteroid, dimana model-model sebelumnya telah
memperkirakan bahwa sabuk asteroid awalnya terbentuk dari beberapa massa Bumi yang terlontar.
Sumber : http://log.viva.co.id
0 komentar:
Posting Komentar